BA'ASYIR : JANGAN PERCAYA TUDUHAN POLISI PADA ABU DUJANA
Solo - Abu Bakar Ba'asyir mengimbau publik untuk tidak segera percaya kepada tuduhan yang dilayangkan kepada polisi bahwa Abu Dujana adalah pelaku kekerasan bersenjata atau teror bom. Dia berharap publik menunggu vonis pengadilan terhadap lelaki yang disebut sebagai pimpinan pasukan JI tersebut.
"Jangan percaya tuduhan-tuduhan polisi itu. Tunggu keputusan pengadilan nanti seperti apa. Ingat saja apa yang dituduhkan polisi kepada saya dulu, tapi toh tidak terbukti apa pun."
Hal tersebut disampaikan Ba'asyir kepada wartawan di rumahnya di Kompleks Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jumat (15/6/2007) pagi. Meskipun demikian Ba'asyir juga meminta agar seluruh pihak tetap mengkritisi keputusan pengadilan Indonesia karena seringkali juga tidak sesuai dengan kebenaran.
"Seringkali pengadilan kita ini juga masih bisa diintervensi. Alhamdulillah pada kasus yang menimpa dulu ada lima hakim yang mau berpegang pada kebenaran sehingga berani menyatakan saya tidak bersalah," lanjutnya.
Ba'asyir mengaku tidak mengenal Abu Dujana secara akrab. Namun diakui dirinya pernah bertemu Abu Dujana di Ma'had Lukmanul Hakim di Ulu Tiram, Johor, Malaysia. Abu Dujana saat itu menjadi salah satu ustadz di pesantren itu. Di pesantren itu pula Ba'asyir mengenal Noordin M Top.
"Saya bukan pengelola (Ma'had) Luqmanul Hakim tapi saya beberapa kali diminta menjadi penceramah di sana. Saya berceramah pada para guru di Luqmanul Hakim itu. Yang kami bicarakan hanya sekitar perjuangan dan pendidikan. Yang saya tahu saat itu namanya bukan Abu Dujana tapi saya sudah lupa siapa dulu panggilannya," paparnya.
Ba'asyir juga mengaku beberapa kali bertemu dengan Abu Dujana di Jawa, namun dia tidak menyebutkan kapan pertemuan itu terjadi. Dia hanya mengatakan pertemuan itu terjadi di forum-forum pengajian. Materi yang dibicarakan, menurut Ba'asyir, juga seputar perjuangan dan pendidikan.
Dugaan Pengalihan Isu
Lebih lanjut Ba'asyir menduga bahwa tidak tertutup kemungkinan penangkapan para pelaku teror itu sengaja dimunculkan ke publik untuk menutupi mencuatnya kasus pelanggaran hukum para capres yang menerima dana ilegal yang dapat berpengaruh buruk pada nasib pemerintahan sekarang.
Karenanya bukan tidak mungkin pula penangkapan mungkin pula penangkapan terhadap orang-orang yang dusebut sebagai pimpinan jaringan teror, termasuk Abu Dujana, sudah dilakukan dalam waktu cukup lama namun baru dimunculkan sekarang untuk menutupi kasus dana ilegal para capres tersebut. Selain itu juga ada pihak yang ingin meraup keuntungan besar dari memunculkan isu-isu terorisme.
Bahkan ia juga masih kurang mempercayai bahwa Abu Dujana adalah orang yang harus bertanggung jawab terhadap terjadinya serangkaian peledakan bom di Tanah Air. Menurutnya, bukan tidak mungkin semua pengakuan maupun bukti yang ada selama ini hanyalah rekayasa saja.
"Kalaupun dia sendiri (Abu Dujana) mengaku sebagai pelaku (peledakan bom), saya masih juga belum percaya. Bisa jadi pengakuan itu karena ditekan. Amrozi pernah mengaku bahwa saya terlibat dalam peledakan bom di Bali, tapi kemudian terbukti dia terpaksa berbohong karena tidak kuat disiksa," lanjutnya. (mbr/nrl)
www.detik.com (Jumat, 15 Juni 2007).
No comments:
Post a Comment